Usbn Bertentangan Dengan Pendidikan Karakter, Ini Penjelasannya..
USBN Bertentangan dengan Pendidikan Karakter, Ini Penjelasannya |
Gurumaju.com – Rencana mengenai penerapan USBN atau ujian sekolah berstandar nasional di jenjang SD yang akan mengujikan delapan mata pelajaran (mapel) dinilai bertentangan dengan pendidikan karakter. Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta pemerintah untuk meninjau kembali mengenai kebijakan tersebut.
Penambahan mata pelajaran di USBN 2018 yang akan mulai diterapkan pada tahun 2018 ini berlawanan dengan penguatan pendidikan aksara yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Sebab pada praktiknya nanti, akan semakin menciptakan siswa dan guru berpacu mengejar nilai USBN yang setinggi-tingginya.
Akhirnya upaya dalam penguatan pendidikan aksara di SD, yang menjadi pondasi pendidikan masa depan tersebut akan semakin diabaikan, alasannya ialah yang di kejar tentunya hanyalah nilai USBN yang tinggi. Menurut Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim, pembelajaran di SD sebaiknya berfokus pada penanaman dan penguatan pendidikan karakter.
Selain hal tersebut, konsekuensi adanya 25 persen butir soal USBN dibentuk oleh Kemendikbud, bakal menjadi beban pada aneka macam sekolah. tentunya tidak dapat dipungkiri alasannya ialah kondisi SD di Indonesia sangat bermacam-macam kualitasnya.
Selain hal tersebut, konsekuensi adanya 25 persen butir soal USBN dibentuk oleh Kemendikbud, bakal menjadi beban pada aneka macam sekolah. tentunya tidak dapat dipungkiri alasannya ialah kondisi SD di Indonesia sangat bermacam-macam kualitasnya.
"Masih banyak SD yang guru PNS-nya hanya dua orang. Bahkan ada yang satu orang, itupun merangkap sebagai kepala sekolah," kata Ramli yang Gurumaju.com kutip dari JPNN (30/12/17).
Ramli Rahim juga menyatakan bahwa dengan memperbanyak jumlah mapel dalam USBN di tingkat SD menjadi cermin bahwa pemerintah sentra tidak percaya kepada sekolah. Menurut Ramli Rahim sebaiknya urusan ujian final di SD dipasrahkan kepada guru di masing-masing sekolah.
Ramli Rahim juga menyatakan bahwa dengan memperbanyak jumlah mapel dalam USBN di tingkat SD menjadi cermin bahwa pemerintah sentra tidak percaya kepada sekolah. Menurut Ramli Rahim sebaiknya urusan ujian final di SD dipasrahkan kepada guru di masing-masing sekolah.
Pemerintah seharusnya tidak perlu menambah problem baru. Khusus untuk pendidikan jenjang SD atau SD, pemerintah sentra lebih baik berfokus pada pemenuhan layanan dasar menyerupai dicukupinya jumlah guru PNS di seluruh unit SD.
"Siapa guru yang akan mengajari siswa menghadapi USBN. Gurunya saja tidak ada," kata Ramli.
Demikian info mengenai USBN Bertentangan dengan Pendidikan Karakter, Ini Penjelasannya.., semoga bermanfaat..
Sumber : JPNN
Perhatian: Sebelum menutup Artikel "USBN Bertentangan dengan Pendidikan Karakter, Ini Penjelasannya..” ini, Silahkan Jika ada pertanyaan, saran, atau ingin menawarkan masukan silahkan menuliskannya di kolom komentar, Admin dengan bahagia hati untuk meresponnya.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, Silahkan untuk meng-KLIK tombol Share yang telah Admin sediakan dibawah ini baik melalui Facebook, Twitter maupun Google Plus Agar Anda juga menjadi orang yang memberi manfaat untuk orang lain...
Sekian dari kami supaya bermanfaat, salam Pendidikan…
Sumber https://www.gurumaju.com
Posting Komentar untuk "Usbn Bertentangan Dengan Pendidikan Karakter, Ini Penjelasannya.."