Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perpustakaan Sekolah

Pengertian Perpustakaan Sekolah
1)    Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan ialah salah satu sumber berguru penting dalam proses pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007  “Perpustakaan yaitu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para siswa sebagai penerapan perpustakaan.”

Dalam UU Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 20   Perpustakaan terdiri atas.
a)    Perpustakaan Nasional;
b)    Perpustakaan Umum;
c)    Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
d)    Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan
e)    Perpustakaan Khusus.

“Perpustakaan sekolah ialah perpustakaan yang  berada di lingkungan sekolah, bertanggung tanggapan kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”. (Surochman, 2007:2)

2)    Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah
Bafadal (2009 : 5) sebut bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan spesialuntuk untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan sanggup memmenolong siswa dan guru menuntaskan tugas-tugas dalam proses berguru mengajar. Yusuf & Suhendar (2007 : 3) sebut tujuan didirikannya perpustakaan tidak  terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu mempersembahkan  bekal kemampuan dasar kepada siswa, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.
Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah

Manfaat perpustakaan sekolah berdasarkan Bafadal (2009 : 5) yaitu sebagai diberikut.
1)    Perpustakaan sekolah sanggup menyebabkan kecintaan siswa terhadap membaca.
2)    Perpustakaan sekolah sanggup memperkaya pengalaman berguru siswa.
3)    Perpustakaan sekolah sanggup menanamkan kebiasaan berguru berdikari yang karenanya siswa sanggup berguru dengan mandiri.
4)    Perpustakaan sekolah sanggup mempercepat proses penguasaan metode membaca.
5)    Perpustakaan sekolah sanggup memmenolong perkembangan kecakapan berbahasa.
6)    Perpustakaan sekolah sanggup melatih siswa untuk bertanggung jawaban.
7)    Perpustakaan sekolah sanggup memperlancar siswa dalam menuntaskan tugas-tugas sekolah.
8)    Perpustakaan sekolah sanggup memmenolong guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9)    Perpustakaan sekolah sanggup membentuk siswa, guru-guru dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.






3)    Fungsi Perpustakaan Sekolah
Bafadal (2009 : 6) sebut bahwa perpustakaan sekolah itu ialah sumber belajar, lantaran aktivitas yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa yaitu belajar, baik berguru masalah-masalah yang bekerjasama eksklusif dengan mata pelajaran yang didiberikan di kelas, maupun buku-buku lain  yang tidak bekerjasama eksklusif dengan mata pelajaran yang didiberikan di kelas. Apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar, untuk latihan menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah, untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya spesialuntuk untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya rekreatif.

Beberapa fungsi perpustakaan sekolah berdasarkan Bafadal (2009 : 6) yaitu sebagai diberikut.
a.  Fungsi Edukatif
Segala akomodasi dan masukana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak memmenolong para siswa sekolah untuk berguru dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di  kemudian hari para siswa mempunyai kemampuan untuk membuatkan dirinya lebih lanjut.
b.  Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat mempersembahkan gosip terkena hal-hal yang bekerjasama dengan kepentingan para siswa dan guru.
c.  Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan ialah fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun spesialuntuk sebagai suplemen saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
d.  Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah sanggup dijadikan materi untuk memmenolong dilakukannya aktivitas penelitian sederhana.

4)    Tugas/Kegiatan Perpustakaan Sekolah
Yusuf dan Suhendar (2007 : 7) sebut bahwa terdapat tiga aktivitas utama dari perpustakaan sekolah, yaitu kegiatan  penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala  macam gosip pendidikan kepada para siswa, dan guru. Secara lengkap ketiga aktivitas utama perpustakaan sekolah tersebut akan dijelaskan sebagai diberikut.

1)     Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan  membina secara terus menerus materi koleksi atau sumber gosip (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, ibarat buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.

2)     Mengolah sumber gosip yang sudah disebutkan di  nomor 1 dengan memakai sistem dan cara tertentu, semenjak dari bahan-bahan tersebut hadir ke perpustakaan sekolah hingga kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini  antara lain mencakup pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam dan lain-lain.

3)     Menyebarluaskan gosip atau bahan-bahan pustaka  kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang tidak sama satu sama lain. Termasuk ke dalam aktivitas ini yaitu pelayanan acuan dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari gosip yang berkaitan dengan bidang minatnya.


Tugas dan Kegiatan Perpustakaan Sekolah


5)    Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan ialah unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan organisasi perpustakaan disebabkan belahan inilah yang bekerjasama eksklusif dengan pengguna dalam penyebaran gosip serta memanfaatkan jasa dan akomodasi yang ada di perpustakaan. Pelayanan ialah hal terpenting dalam suatu perpustakaan. Dapat didefenisikan demikian lantaran setiap pemdiberian jasa kepada pengguna tiruana harus melalui layanan sehingga kebutuhan informasinya sanggup terpenuhi. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 wacana layanan perpustakaan sebut.

1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.

2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.

3)    Setiap perpustakaan membuatkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi gosip dan komunikasi.

4)    Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui memanfaatkan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.

5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.

6)    Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kolaborasi antar perpustakaan.

 7)   Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Menurut Bafadal (2011:124-149) terdapat dua macam pelayanan perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan pembaca, yakni pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi. Pelayanan sirkulasi mencakup peminjaman buku, pengembalian buku, dan statistic pengunjung atau peminjam. Sedangkan pelayanan acuan mencakup beberapa aspek pelayanan gosip dan pelayanan pemdiberian bimbingan belajar.

Layanan perpustakaan pada pada dasarnya ditujukan untuk kepuasan penguna atau pemustaka. Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan gosip yang tersedia di perpustakaan ada kalanya tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut seharusnya sanggup memotivasi pustakawan menambah pengetahuannya dalam bidangnya biar sanggup memdiberi pelayanan terbaik bagi para pengguna.

Berkaitan dengan layanan perpustakaan, pustakawan dituntut bersikap ramah, sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memdiberi jawabanan dari tiruana pertanyaan pengguna perpustakaan kalau perlu mempersembahkan jalan keluar membimbing dan mengarahkan setiap pengguna. Beranjak dari hal tersebut maka pustakawan harus mempunyai kompetensi sehingga sanggup menyebabkan pelayanan yang berkarakter sehingga pengguna sanggup memperoleh gosip yang dibutuhkannya secara optimal dan memanfaatkan banyak sekali perkakas penelusuran yang tersedia.


Pelayanan Perpustakaan Sekolah


6)    Kualitas Layanan Perpustakaan Sekolah
Kualitas berdasarkan ISO 9000 (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 175). yaitu : ”Degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirement” (derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal tersebut yaitu kebutuhan atau impian yang ditetapkan, biasanya tersirat atau wajib. melaluiataubersamaini demikian kualitas ibarat yang diinterpretasikan oleh ISO 9000 tersebut ialah perpaduan antara sifat dan karakteristik yang memilih sejauh mana output dapat memenuhi persyaratan  kebutuhan pelanggan.

Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 175) menyatakan, bahwa pada dasarnya konsep kualitas bersifat relatif, yang bergantung pada perspektif yang dipakai untuk memilih ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain (1) persepsi konsumen; (2) produk (jasa); (3) proses. Perpustakaan yaitu ialah organisasi yang memproduksi jasa, di sini diharapkan konsistensi untuk ketiga orientasi tersebut biar sanggup mempersembahkan pelayanan yang berkarakter.

Di dalam dunia bisnis, konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak. Kepuasan pelanggan yaitu ialah penilaian purnabeli yang ialah pemilihan alternatif yang dipilih paling tidak mempersembahkan hasil (outcome) yang sama atau melebihi harapan. Namun akan terjadi hal yang sebaliknya, yaitu ketidakpuasan akan terjadi apabila hasil  yang didapatkan tidak sanggup memenuhi impian dari pelanggan (Tjitptono, 2008: 38).

Untuk mengetahui kualitas pelayanan (service quality) sanggup dilakukan dengan cara membandingkan persepsi dari para siswa sebagai penerapan perpustakaan atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima dengan pelayanan yang sebetulnya mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perpustakaan.

Penilaian siswa sebagai penerapan perpustakaan terhadap kualitas jasa perpustakaan akan terjadi selama proses penyampaian pelayanan. Setiap kontak yang terjadi antara pihak perpustakaan dengan pengguna ialah gambaran terkena suatu moment of truth, yaitu suatu peluang untuk memuaskan atau tidak memuaskan siswa sebagai penerapan perpustakaan (Jafar, 2005: 48).

Pelayanan  didefinisikan sebagai setiap tindakan atau aktivitas yang  dapat ditawarkan oleh suatu  pihak kepada pihak lain, hal tersebut pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menjadikan kepemilikan apapun. Produksinya sanggup dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan ialah sikap produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen (Kotler, 2002: 83). melaluiataubersamaini demikian, jika  dalam kenyataannya atau pelayanan yang didiberikan melebihi dari yang diharapkan oleh para siswa sebagai penerapan perpustakaan, mereka akan merasa sangat puas. Namun jika  pelayanan yang didiberikan perpustakaan sama dengan yang diharapkan mereka akan puas. Sebaliknya kalau layanan yang didiberikan tidak sesuai atau bahkan dibawah harapannya, maka mereka akan merasa tidak puas atau bahkan sangat tidak puas.

Dewasa ini masyarakat semakin membutuhkan pelayanan yang efisien responsif, dan berkarakter. Kotler dalam Jafar (2005: 48) menyatakan bahwa kualitas akan dimulai dari akseptor layanan dan akan berakhir pada persepsi akseptor layanan, dalam hal ini yaitu siswa sebagai pengguna perpustakaan. melaluiataubersamaini demikian, gambaran kualitas pelayanan perpustakaan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang dari pihak perpustakaan, melainkan berdasarkan sudut pandang siswa sebagai pengguna perpustakaan.

Hal tersebut berarti bahwa seharusnya  perpustakaan bisa merespon dengan menyediakan layanan yang terbaik untuk siswa sebagai pengguna perpustakaan,  sehingga  pustakawan ditutuntut untuk sanggup melayani dengan sebaik-baiknya untuk mendapat hasil yang optimal. Dewasa ini terjadi perubahan trend dalam hal sikap siswa sebagai pengguna  perpustakaan, sehingga diharapkan perubahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan yang berorientasi kepada siswa sebagai penggun perpustakaan (user oriented).

Untuk membuat kepuasan siswa sebagai pengguna perpustakaan, perpustakaan harus sanggup memenuhi impian dari siswa sebagai pengguna perpustakaan tersebut. Seperti ditetapkan oleh Tjiptono (2008: 98), bahwa impian pelanggan ialah  asumsi atau keyakinan pelanggan wacana apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan yaitu persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima sehabis mengonsumsi apa yang ia beli.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi impian pelanggan, ibarat pengalaman berbelanja di masa lalu, opini kawan dan kerabat, serta gosip dan janji-janji perusahaan dan para pesaing (Tjiptono, 2008: 98). melaluiataubersamaini melihat pernyataan tersebut perpustakaan harus sanggup mempersembahkan pengalaman yang sangat senang terhadap siswa sebagai penerapan perpustakaan, sehingga perpustakaan akan mendapat opini yang baik. Kelengkapan gosip di perpustakaan ialah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, lantaran perpustakaan juga mendapat pesaing dalam dunia penyediaan gosip lainnya dan internet.

melaluiataubersamaini demikian untuk sanggup mempersembahkan kepuasan kepada siswa sebagai penerapan perpustakaan, maka perpustakaan perlu terus mengikuti dan mengembangan teknologi komunikasi dan informasi, guna mempersembahkan pelayanan kepada siswa sebagai penerapan perpustakaan kapan saja dan di mana saja. Jika perpustakaan sanggup melaksanakan hal tersebut maka kepuasan siswa sebagai pengguna perpustakaan akan terpenuhi, yang kemudian akan berdampak pada kualitas pelayanan perpustakaan.






7)    Karakteristik Kualitas Layanan Perpustakaan
Setiap pengguna berlainan dalam memahami, mencicipi dan menilai wacana kualitas layanan pada perpustakaan. Menurut Saputro (2009: 18) terdapat beberapa hal yang sama berkaitan kualitas layanan perpustakaan yang diharapkan pengguna. Beberapa persamaan itu diantaranya.

a)    Pemustaka mengharapkan kenyamanan dalam memakai seluruh layanan perpustakaan.
b)    Pemustaka mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya.
c)    Pemustaka mengharapkan sikap yang ramah, berteman bersahabat dan responsif dari petugas.
d)    Pemustaka mengharapkan perpustakaan mempunyai jalan masuk internet yang cepat.

Berkaitan dengan kualitas tidak sanggup dipisahkan dengan Total Quality Management (TQM). TQM lebih sempurna disebut sebagai suatu perpaduan tiruana fungsi dari organisasi ke dalam falsafah yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas, pengertian dan kepuasan pelanggan.

Terdapat empat prinsip utama dalam TQM yaitu.
a) Kepuasan pemakai
Pemakai perpustakaan (pemustaka) yang memilih tingkat kualitas yang diharapkan, spesifikasi, jenis layanan dan sebagainya. Pemustaka dalam arti yang luas bukan saja pengunjung/pelanggan perpustakaan, tetapi tiruana pihak yang terkait, contohnya tubuh yang menaungi perpustakaan, kawan kerja, sponsor bahkan dengan penerbit/pedagang buku.
b) Respek terhadap setiap orang
Sumber daya insan ialah faktor utama dalam organisasi. Setiap orang dipandang sebagai individu yang mempunyai bakat, kemampuan, kreativitas dan kepribadian yang unik, Karena karakteristik tersebut maka pelibatan dan partisipasi setiap orang dalam organisasi sangat penting.
c) Manajemen berdasarkan fakta
Manajemen kontemporer bekerja tidak berdasarkan perasaan (feeling) dan kebiasaan yang terjadi, tetapi harus mempunyai data yang komprehensif. Data diperoleh dari fakta yang terjadi di lapangan. melaluiataubersamaini data tersebut selanjutnya diolah sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi.
d) Perbaikan berkesinambungan
Agar sukses dan bisa bertahan, sebuah organisasi harus selalu melaksanakan perbaikan. Perbaikan dilakukan terus menerus lantaran kualitas bersifat dinamis. Perilaku dan preferensi pemakai juga mengalami perubahan. Prinsip hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin menjadi sikap seluruh level di organisasi. (Saputro, 2009:18-19).

Dalam pemenuhan impian dan keinginan pengguna, maka pemdiberi jasa layanan harus memenuhi banyak sekali indikator kualitas layanan perpustakaan sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pengguna dengan pihak perpustakaan.

Teknik pandang pelanggan dalam menilai indikator kualitas layanan perpustakaan berdasarkan Zeithaml dan Bitner (Saputro, 2009:20-21) sanggup diuraikan sebagai diberikut.
a) Keandalan (Reliability) Kemampuan pustakawan untuk mempersembahkan layanan sesuai yang dijanjikan dengan akurat, cepat dan memuaskan. Perpustakaan mempunyai standar operasional dalam setiap jenis layanan, contohnya pengolahan buku dari semenjak buku hadir hingga siap dipinjam oleh pemustaka memerlukan waktu berapa hari dan lain-lain. Standar tersebut dikomunikasikan kepada pemakai.
b) Daya Tanggap (Responsiveness) Salah satu ciri seorang profesional yaitu mempunyai daya tanggap yang cepat atau responsif. Pemustaka akan sangat terkenang dengan respon cepat dari pustakawan atas kebutuhan yang dihadapinya.
c) Jaminan (Assurance) Yang termasuk jaminan antara lain kemampuan, kesopanan, sifat yang sanggup mengemban amanah oleh pustakawan, sehingga pemustaka akan merasa nyaman dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.
d)    Empati (Emphaty) Yaitu suatu sikap, respon dan tindakan di mana pustakawan sanggup mencicipi apa yang sedang dirasakan oleh pemustaka. Pemustaka hadir ke perpustakaan tentunya bermaksud mencari buku yang dibutuhkan, maka seterbaiknya apa yang dibutuhkan pemakai sanggup terpenuhi. Ada kalanya pemakai hadir untuk sekedar mencari kenyamanan dan ketenangan, maka pustakawan mencoba mengkondisikan apa yang dirasakan oleh pemustaka.
e)   Bukti Fisik (Tangible) Pelayanan yang terbaik pertama-tama sanggup dilihat dari penampilan fisik yang impressive (baik akomodasi pelayanan maupun orang-orang yang melayani).

Pelayanan perpustakaan diharapkan bisa memuaskan kebutuhan pengguna secara proporsional sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan bagi tiruana pihak, yaitu pustakawan, pengguna maupun institusi perpustakaan.
Indikator lain kualitas layanan perpustakaan sanggup dilihat dari  kemampuan memenuhi standar layanan minimal dan layanan prima.

a.      Standar Pelayanan Minimal.
Menurut Undang-Undang 32 tahun 2004 klarifikasi pasal 167 (3), menyatakan bahwa SPM yaitu standar pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan. Sedangkan berdasarkan Lampiran Surat Edaran Dirjen OTDA Nomor 100/757/OTDA tanggal 8 Juli 2002 menyatakan Standar Pelayanan Minimal yaitu tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib kawasan yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum sanggup disimpulkan bahwa SPM ialah standar minimal pelayanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat. Dalam kaitan layanan perpustakaan sekolah, standar pelayanan minimal yaitu ketentuan minimal pelayanan perpustakaan yang harus didiberikan pihak sekolah kepada siswa atau peserta didik  Adanya SPM akan menjamin minimal pelayanan yang berhak diperoleh siswa dalam penerapan masukana perpustakaan sekolah.

b.      Layanan Prima
Pelayanan prima ialah terjemahan istilah ”excellent service” yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik lantaran sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemdiberi pelayanan. Hakekat pelayanan publik yaitu pemdiberian pelayanan prima kepada masyarakat yang ialah perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. 

Nurhasyim (2004:16) menyatakan bahwa pelayanan prima adalah.
a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang belum ada standar pelayanan yang terbaik sanggup didiberikan pelayanan yang mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan secara terbaik.
d. Pelanggan yaitu masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.

Pelayanan prima akan sanggup diwujudkan apabila pemdiberi layanan (pelayan) mempunyai kualitas kompetensi yang profesional. Dalam kaitan dengan layanan perpustakaan sekolah, layanan prima sanggup diartikan sebagai pengelolaan perpustakaan yang dilakukan secara professional.


DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Darmono.2001. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Grasindo

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Jafar, Farida. 2005.  Manajemen  Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta:  Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemamasukan di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat.

Kennedy, Declan. 2007. Writing and Using Learning Outcomes. Italy. University College Cork UCC.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, 2006.  Manajemen Pemamasukan Jasa, edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Yogyakarata: Think

Tjiptono, Fandy.  2008. Strategi Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Yusuf, M, Pawit dan Suhendar, Yaya dan 2007. Pedoman Penyelanggaraan Perpustakaan sekolah. Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup.





= Baca Juga =



Posting Komentar untuk "Perpustakaan Sekolah"